Faktor Risiko Aktifitas Fisik dan Pola Makan Pada Sindrom Metabolik Di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya
Keywords:
Sindrom Metabolik, Pola Makan, Aktivitas FisikAbstract
Sindrom metabolik berhubungan dengan perubahan aktivitas fisik masyarakat dikarenakan pola hidup modern, ditandai oleh pemilihan makanan siap saji yang mengandung tinggi lemak, aktifitas fisik yang rendah serta kebiasaan hidup sedentary. Sindrom yang terdiri dari sekumpulan gejala meliputi peningkatan ukuran lingkar pinggang, peningkatan kadar trigliserida darah, penurunan kadar high density lipoprotein (HDL) kolesterol darah, tekanan darah tinggi, dan intoleransi glukosa. Data BPS tahun 2016, Kecamatan Jekan Raya merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak (52%) di Kota Palangka Raya. Tujuan mengetahui gambaran aktivitas fisik dan pola makan untuk mencegah terjadinya sindrom metabolik di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Dengan subjek penelitian adalah masyarakat Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. dalam menentukan besar sampel dengan estimasi proporsi populasi dan diperoleh besar sampel sebanyak 95 orang. Hasil uji regresi nilai RR pola makan yang bermakna pada responden yang mengkonsumsi makanan manis diperoleh nilai RR 4,571 dengan CI 1,297-16,111, mengkonsumsi makanan manis berisiko 4,571 kali mengalami sindrom metabolik dibanding responden tidak mengkonsumsi makanan manis. Kebiasaan sarapan, mengkonsumsi sayuran dan aktivitas fisik menunjukkan tidak ada nilai RR yang berarti bukan merupakan risiko terjadinya sindrom metabolik. Sedangkan untuk kebiasaan mengkonsumsi makanan berpengawet, makanan asin, makanan berlemak dan kebiasaan minum kopi memiliki nilai RR<1 yang mengindikasikan bahwa faktor yang diteliti memberikan efek protektif terhadap terjadinya sindrom metabolik. Sedangkan kebiasaan mengkonsumsi makanan dibakar memiliki nilai RR 1,575>1 tetapi CI 0,224-4,027 yang melewati angka 1 maka tidak bermakna. Disimpulkan bahwa faktor kebiasaan mengkonsumsi makanan manis berisiko kejadian sindrom metabolik