Pengaruh Faktor Lingkungan Biologik terhadap Kejadian Filariasis di Daerah Endemis Kabupaten Sigi
Keywords:
Filariasis, lingkungan biolog, breeding place, kandang ternak, kabupaten sigiAbstract
Latar Belakang: Filariasis adalah penyakit parasit yang juga dikenal sebagai penyakit kaki gajah atau filariasis limfatik. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi cacing filaria. Kabupaten Sigi merupakan salah satu daerah endemis filariasis yang belum berhasil menurunkan angka mikrofilaria menjadi <1% dan masih menjadi kabupaten yang belum bebas dari eliminasi filariasis. Tujuan: Menganalisis besar risiko faktor lingkungan biologik yang terdiri dari Breeding place dan keberadaan kandang terhadap kejadian filariasis pada daerah endemis di Kabupaten Sigi. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan rancangan studi kasus kontrol (case control study). Lembar kuesioner dengan menggunakan aplikasi Kobocollect. Analisis data hasil penelitian menggunakan program Statistical Software For Data Science (Stata). Hasil: Ada hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan biologik yang berupa keberadaan breeding place dan keberadaan kandang ternak terhadap kejadian filariasis pada daerah endemis di Kabupaten Sigi. Kesimpulan: upaya pengendalian filariasis di daerah endemis perlu memperhatikan dan mengelola faktor-faktor lingkungan biologik ini untuk mengurangi risiko dan prevalensi penyakit. Ini bisa dilakukan melalui pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan intervensi berbasis komunitas untuk mengurangi tempat pembiakan nyamuk dan meminimalkan kontak manusia dengan vektor. Diharapkan upaya pengendalian dapat memperhatikan faktor biologik yakni breeding place dan keberadaan kendang ternak di Kabupaten Sigi.
References
Gbakima AA, Sahr F. Filariasis in the Kaiyamba Chiefdom, Moyamba District Sierra Leone: An epidemiological and clinical study. Public Health. 1996;110(3):169–74.
Mulyaningsih B, Umniyati SR, Hadisusanto S, Edyansyah E. Study on vector mosquito of zoonotic Brugia malayi in Musi Rawas, South Sumatera, Indonesia. Vet World. 2019;12(11):1729–34.
Senkwe MN, Berta KK, Logora SMY, Sube J, Bidali A, Abe A, et al. Prevalence and factors associated with transmission of lymphatic filariasis in South Sudan: a cross-sectional quantitative study. Pan Afr Med J. 2022;41(2):1–7.
Aisyah DN, Kozlakidis Z, Diva H, Trimizi SN, Sianipar LR, Wijayanti E, et al. The Spatial-Temporal Distribution of Chronic Lymphatic Filariasis in Indonesia: A 18-Year Registry-Based Analysis. Microbiol Res (Pavia). 2022;13(4):681–90.
Mayfield HJ, Sturrock H, Arnold BF, Andrade-Pacheco R, Kearns T, Graves P, et al. Supporting elimination of lymphatic filariasis in Samoa by predicting locations of residual infection using machine learning and geostatistics. Sci Rep [Internet]. 2020;10(1):1–11. Available from: https://doi.org/10.1038/s41598-020-77519-8
Tengah. DPSPKPS. Profil kesehatan Provinsi Sulawesi tengah [Internet]. Dinkes Provinsi Sulteng. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. 2021. p. 1–222. Available from: https://dinkes.palukota.go.id/program/profil_kesehatan
BPS. Badan Pusat provinsi Sulawesi Tengah [Internet]. 2022. Available from: https://sulteng.bps.go.id/id/publication/2022/02/25/d8cccf7c0b42c3d9ff80b8c6/provinsi-sulawesi-tengah-dalam-angka-2022.html
Nurjana MA, Anastasia H, Widjaja J, Srikandi Y, Nur Widayati A, Murni M, et al. Program Pengendalian Filariasis di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. J Vektor Penyakit. 2020;14(2):103–12.
Medeiros ZM, Vieira AVB, Xavier AT, Bezerra GSN, Lopes M de FC, Bonfim C V., et al. Lymphatic filariasis: A systematic review on morbidity and its repercussions in countries in the americas. Int J Environ Res Public Health. 2022;19(1).
Kwarteng EVS, Andam-Akorful SA, Kwarteng A, Asare DCB, Quaye-Ballard JA, Osei FB, et al. Spatial variation in lymphatic filariasis risk factors of hotspot zones in Ghana. BMC Public Health. 2021;21(1):1–13.
Jaeger AS, Weiler AM, Moriarty R V, Rybarczyk S, Connor SLO, Connor DHO, et al. Aedes aegypti mosquitoes. Virology [Internet]. 2020;547(May):35–46. Available from: https://doi.org/10.1016/j.virol.2020.05.005
Jatta E, Carrasco-Tenezaca M, Jawara M, Bradley J, Ceesay S, D’Alessandro U, et al. Impact of increased ventilation on indoor temperature and malaria mosquito density: An experimental study in the Gambia. J R Soc Interface. 2021;18(178).
Azzahra MK, Shafwah DA, Sondakh CS, Adriyani R. a Review of Bed Nets Usage and Sewerage Conditions As Risk Factors for Lymphatic Filariasis in Developing Countries. J Kesehat Lingkung. 2024;16(1):89–100.
Purnama W. Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat. J Kesehat Lingkung Indones. 2017;16(1):8.
Thongpiya J, Sa-nguanraksa D, Samarnthai N, Sarasombath PT. Filariasis of the breast caused by Brugia pahangi: A concomitant finding with invasive ductal carcinoma. Parasitol Int [Internet]. 2021;80(August 2020):102203. Available from: https://doi.org/10.1016/j.parint.2020.102203
Siwiendrayanti A, Pawenang ET, Indarjo S. Changes in knowledge, behavior, and environmental control for filariasis prevention with “Mandiri” pocket book in Pekalongan city society: A longitudinal study. J Pendidik IPA Indones. 2019;8(2):177–84.
Jarju LB, Fillinger U, Green C, Louca V, Majambere S, Lindsay SW. Agriculture and the promotion of insect pests: Rice cultivation in river floodplains and malaria vectors in the Gambia. Malar J. 2009;8(1):1–12.
Pratiwi R, Anwar C, Salni, Hermansyah, Novrikasari, Hidayat R, et al. Diversity and abundance model according to habitat characteristics of filariasis vector, Mansonia spp. in Banyuasin, South Sumatera, Indonesia. J Phys Conf Ser. 2019;1246(1).
Santos M, Collado Mariscal L, Henríquez B, Garzón J, González P, Carrera JP, et al. Implementation of bamboo and monkey-pot traps for the sampling cavity-breeding mosquitoes in Darién, Panama. Acta Trop [Internet]. 2020;205:105352. Available from: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0001706X19301822
Traoré AS, Porciani A, Moiroux N, Dabiré RK, Simard F, Costantini C, et al. Effects of insemination and blood-feeding on locomotor activity of wild-derived females of the malaria mosquito Anopheles coluzzii. Parasites and Vectors [Internet]. 2021;14(1):1–16. Available from: https://doi.org/10.1186/s13071-021-04967-0
Astriana Y, Afni N, Andri M, Yani A. Analisis Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi. J Kolaboratif Sains. 2022;5(1):36–44.
Pratiwi DA, Kusumaratna RK. Risk factors of negleted diseases at juai district of balangan regency, south kalimantan: a lymphatic filariasis. J Biomedika dan Kesehat. 2022;5(1):14–23.
Nabela D, Hermansyah H, Ismail N. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Munculnya Kembali Penyakit Kaki Gajah Di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2019. Sel J Penelit Kesehat. 2019;6(2):75–89.
Tantipat C, Wongkamchai M, Zaelai K, Amesombun A, Wongkamchai S. A rare case of ocular filariasis caused by Brugia malayi. Parasitol Int [Internet]. 2022;90:102606. Available from: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1383576922000708
Rahmat AR, Rahmayanti D, Rachmawati K. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Barito Kuala. Dunia Keperawatan J Keperawatan dan Kesehat. 2020;8(1):48.
Olagunju EA, Ayewumi IT, Adeleye BE. Effects of Livestock-Keeping on the Transmission of Mosquito-Borne Diseases. Zoonoses (Ireland). 2024;4(1).
Pilagolla SAS, Amarasinghe LD. Assessing the Filariasis Causing Parasites in Adult Mosquitoes and the Vector Mosquito Larval Breeding in Selected Medical Officer of Health Areas in Gampaha District, Sri Lanka. J Trop Med. 2021;2021.
Chandra G. Parasites & Vectors Nature limits filarial transmission. 2008;6:1–6.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2024 Santriana Santriana, Gunawan Gunawan, Dessy Agustiany
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
