Variasi Suhu Inkubasi Mempengaruhi Jumlah Sel Vegetatif dan Spora Bacillus Sphaericus

https://doi.org/10.33860/jik.v15i1.415

Authors

  • Yunan Jiwintarum Poltekkes Kemenkes Mataram
  • Maruni Wiwin Diarti Poltekkes Kemenkes Mataram
  • Baiq Lely Zaeniati Instalasi Litbang RSUP NTB

Keywords:

Bacillus sphaericus, Inkubasi, Spora, Sel vegetative

Abstract

Aplikasi Bacillus sphaericus di lapang ditentukan oleh adanya inklusi kristal pada spora Bacillus sphaericus dan semua strain Bacillus sphaericus yang bersifat toksik terhadap nyamuk. Jumlahinklusi kristal pada spora  dan sel vegetative Bacillus sphaericus sangat dipengaruhi oleh lingkungan inkubasinya, salah satunya adalah suhu inkubasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu inkubasi terhadap jumlah sel vegetatif dan spora Bacillus sphaericus” pada media NYSM padat dan media NYSM cair.Penelitian ini merupakan penelitian Pre eksperimental di laboratorium, menggunakan 10 macam perlakuan variasi waktu inkubasi yaitu suhu 37 oC selama 1 hari, 2 hari, 3 hari,4 hari,5 hari, 6 hari, 7 hari,8 hari,9 hari dan 10 hari  pada media NYSM padat dan NYSM cair. Data yang diambil yaitu jumlah sel vegetative Bacillus sphaericus dan jumlah spora Bacillus sphaericus Data dianalisisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan hari pertama dan kedua (1 hari dan 2 hari) rerata jumlah sel vegetative 85,7 sel dan spora 14,3 spora.  hari ke 3 sampai dengan ke -10 secara berurutan jumlah sel vegetative adalah 60,7; 36,4 ,18,4 ;10,4, 8,4;7,7dan 0.  Jumlah Spora Bacillus sphaericus secara berurutan mulai hari ke-3 sampai dengan hari ke-10 adalah 39,4 ,63,7 ,81,7, 89,7, 91,7 ,92,3 dan 100. Kesimpulan yaitu semakin lamanya waktu inkubasi menyebabkan jumlah sel vegetative semakin berkurang dan jumlah spora semaki bertambah

References

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan RI. Mikrobiologi Bahan Ajar Keperawatan Gigi. Jakarta: BPPSDMK; 2017.

Vanlalhruaia N, Kumar S, Gurusubramanian G. Bacillus sphaericus in the biological control of mosquito vector complex. Sci Vis. 2011;11(2):61–71.

Baumann P, Clark MA, Baumann L, Broadwell AH. Bacillus sphaericus as a mosquito patogen: properties of the organism and its toxin. Microbiol Rev. 1991;55:425–36.

Myers M, Yousten AA. Toxic activity of Bacillus sphaericus SSII-1 for mosquito larvae. Infect Immun. 1978;19:1047–53.

Kalfon A, Charles J-F, Bourgouin C, De Barjac H. Sporulation of Bacillus sphaericus 2297: an Electron Microscope Study of Crystal-like Inclusion Biogenesis and Toxicity to Mosquito Larvae. Microbiology. 1984;130(4):893–900.

Yousten AA, Fretz SB, Jelley SA. Selective Medium for Mosquito-Pathogenic Strains of Bacillus sphaericus. Appl Environ Microbiol. 1985;49(6):1532–3.

Notoatmojo Soekidjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta.: Rineka Cipta; 2016.

Suryadi BF, Yanuwiadi B, Ardyati T, Suharjono S. Evaluation of entomopathogenic Bacillus sphaericus isolated from Lombok beach area against mosquito larvae. Asian Pac J Trop Biomed. 2016;6(2):148–54.

Soemarno. Isolasi dan Identifikasi Bacteri Klinik. Yogyakarta: Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Departemen Kesehatan RI; 2000.

Published

2021-06-20

How to Cite

Jiwintarum, Y., Diarti, M. W. ., & Zaeniati, B. L. . (2021). Variasi Suhu Inkubasi Mempengaruhi Jumlah Sel Vegetatif dan Spora Bacillus Sphaericus. Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan, 15(1), 76–83. https://doi.org/10.33860/jik.v15i1.415

Issue

Section

Original Articles