Relationship between Mother's Knowledge about Exclusive Breastfeeding and Giving MPASI with Stunting Incidence in Children Aged 24-59 Months in Bale Village Working Area of Wani Health Center, Donggala District

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Asi Eksklusif dan Pemberian MPASI dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Desa Bale Wilayah Kerja Puskesmas Wani Kecamatan Donggala

https://doi.org/10.33860/lnj.v2i2.2078

Authors

Keywords:

Breast Feeding, Knowledge, MPASI, Stunting

Abstract

Stunting is a condition in which toddlers have less length or height when compared to their age. Globally in 2016 as many as 22.9% or around 154.8 million children under five in the world suffer from stunting. The number of stunting cases in toddlers in Bale Village was 58 children. The aim of the study was to find out the relationship between mother's knowledge about exclusive breastfeeding and giving MP-ASI with the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in Bale Village, working area of ​​the Wani Health Center, Tanantovea District, Donggala Regency. Methods This type of research is a correlation analytic method with a cross sectional design. The population in this study were all mothers with toddlers aged 24-59 months in Bale Village totaling 188 populations. The number of samples is 53 samples, with the sampling technique proportional random sampling. Data analysis used the chi-square test. The results showed that there was a relationship between mothers' knowledge about exclusive breastfeeding and the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in Bale Village, Working Area of ​​the Wani Public Health Center, Tanantovea District, Donggala Regency (p-value = 0.001) and there was a relationship between complementary feeding and stunting. in toddlers aged 24-59 months in Bale Village, Working Area of ​​Wani Public Health Center, Tanantovea District, Donggala Regency (p-value = 0.000). The conclusion of this study is that there is a relationship between mother's knowledge about exclusive breastfeeding and giving MP-ASI with the incidence of stunting in toddlers aged 24 -59 months in Bale Village working area of ​​the Wani Health Center, Tanantovea District, Donggala Regency. It is hoped that the Wani Health Center will routinely carry out health counseling and provide nutritious MP-ASI so that it can prevent stunting in toddlers.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ardiyah, FO, Rohmawaty, N., Ririanty, M.(2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Stunting Anak Balita di wilayah Perdesahan dan Perkotaan. Jurnal Pustaka Kesehatan. Pp. 163-170.

Astutik, Rahfiludin, M. Z., & Aruben, R. (2018). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Balita Usia 24-59 Bulan (Studi Kasus di Wilayah Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati Tahun 2017). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 409-418.

Atmarita. (2018). Asupan Gizi yang Optimal untuk Mencegah Stunting. In K. R. Pusat Data dan Informasi, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan (pp. 19-30). Jakarta: Pusat Data dan Informasi.

Badan Pusat Statistik. (2019). Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Jakarta: Katalog BPS.

Cecep, T. (2015). Trend Disease: Trend Penyakit Saat Ini. Jakarta: Trans info Media.

Dewi, N. T., & Widari, D. (2018). Hubungan berat badan lahir rendah dan penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada baduta di Desa Maron Kidul Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo. Amerta Nutr, 2, 373- 381.

Direktorat Gizi Masyarakat, Dirjen Kesmas Kemenkes RI. (2016). Pedoman dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.’

Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. (2018). Penanganan Stunting Terpadu Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Keuangan.

Haryono, R & Setianingsih, S. (2014). Manfaat ASI Eksklusif untuk Buah Hati Anda. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Hasdianah, H. R. (2013). Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kemenkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2016). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes dan JICA.

Kusuma, K,E. (2013). Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 2-3 tahun (Studi Di Kecamatan Semarang Timur). Journal of Nutrition College. 2 (4).

Mar’at. (2014). Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia.

Masriadi. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Depok: PT Rajagrafindo Persada

Meliono, I. (2015). Pengetahuan Kesehatan. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.

Nasikhah, R dan Ani. (2017). Faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di Kecamatan Semarang Timur. Jurnal Undip. 2 (2).

Nasution, D., Nurdiati, D. S., & Huriyati, E. (2014). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-24 Bulan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 31-37.

Ni’mah, K. (2015). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting balita. Media Gizi Indonesia. 10(1):13-19.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pormes, V. (2018). Faktor resiko kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang. Jurnal Kesmas. 2 (1).

Prakhasita, R,C. (2018) Hubungan pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja puskesmas Tambak Wedi Surabaya. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.

Sostinengari, Y. (2018). Faktor Determinan Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-59 Bulan di Kabupaten Konawe Kepulauan. Kondari: Poltekkes.

Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutomo, B & Anggraini, D,Y. (2013). Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta: Demedia.

Trisnawati, M., Pontang GS & Mulyasari. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Kidang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Artikel Ilmiah. Semarang: Sekolah Tinggi Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran.

Waryono. (2013). Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat pada Anak. Jakarta: EGC.

WHO. (2011). Haemoglobin Concentrations for the Diagnosis of Anemia and Assesment of Severity. Geneva: World Health Organization.

WHO. (2018). Reducing Stunting In Children. Switzerland: Geneva.

Yusdarif. (2017). Determinan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene. Makassar: UIN Alauddin Makassar.

Published

2023-04-16

How to Cite

Nurmalisa, B. E. (2023). Relationship between Mother’s Knowledge about Exclusive Breastfeeding and Giving MPASI with Stunting Incidence in Children Aged 24-59 Months in Bale Village Working Area of Wani Health Center, Donggala District: Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Asi Eksklusif dan Pemberian MPASI dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Desa Bale Wilayah Kerja Puskesmas Wani Kecamatan Donggala. Lentora Nursing Journal, 2(2). https://doi.org/10.33860/lnj.v2i2.2078

Issue

Section

Original Articles

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.